13 Juli 2012

Masih ada yang (lebih)

Jarang-jarang saya harus ekspektasi alias wawancara untuk peserta program yang baru...deg-deg an. Karena biasanya langsung we mengajar sesuai dengan materi yang dijadualkan. Nah ini harus "membongkar kasus" hingga ke akarnya, sehingga hasilnya digunakan untuk penentuan materi belajar.
Kerja yang gampang-gampang susah. Dan atau sebaliknya, susah-susah gampang, hehe.

Mendengar kisah hidup ibu yang usianya jauh di atas saya ini membuat saya banyak "nga gebeg" na. Beliau bertutur, saya reuwas (alias kaget). Logat Sunda nya kental sekali. Dan tak disangka...sedaerah sama saya. Duh, dunia begitu kecil, begitu sempit, dan sungguh tidak ada yang kebetulan kita dipertemukan.

Bu, saya banyak belajar dari ibu sebagai orangtua yang menginginkan anak-anaknya bahagia selalu, ingin membantu anak2, ingin menjadi lebih baik di usia senja, ingin mencari ilmu dan lebih dekat dengan Allah.

Sejujurnya saya malu. Apa yang sudah dicapai oleh saya sebagai orangtua hingga saat ini?
Mengelola emosi ngurus anak 3,5 tahun saja pontang panting. Kesabaran yang sungguh di uji, dan kadang lepas kontrol hingga melukai hati anak...(hiks, Rava..maafkan ibu ya Nak!).

Hari itu saya belajar lagi. Dari seseorang. Dari kehidupannya. Dari keluguan seorang lulusan SD. Dari keinginannya membongkar dosa diri agar keluarganya selamat hingga ke akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar