19 Oktober 2011

Kamu

Aku pernah mengenal sosokmu yang "biasa" itu. Tutur yang sederhana dan tingkah laku yang tak lebay (berlebihan), sungguh seadanya, sewajarnya.
Aku tak pernah bercengkrama denganmu berbilang hari. Mengirim kan muu sms atau ber-telfon berjam-jam. Keberadaanmu hanya ada dalam cerita saja. Tak lebih tak kurang.

Sehari kemarin. Bertemu denganmu. Menyapa (seolah basa-basi). Berbagi senyum dan kabar sekedarnya. Lalu hilang.

Aku tak pernah mendekatimu sejak saat itu, kamu pun demikian.

Hingga...sesaat di waktu itu. Sesaat yang membutakan, sesaat yang menggeramkan, sesaat yang menyebalkan, sesaat yang menggemuruhkan, sesaat yang menyesakkan, sesaat yang memporakporandakan.

Aku tak pernah mengenal sosokmu (hingga) saat itu tiba. Kemudian terhempas. Seiring dengan waktu yang belum bersahabat hingga kini.

Ternyata, masih ada kamu. Disana. Mungkin tak peduli, mungkin menyesali, mungkin biasa saja, mungkin tak terjadi apa-apa, mungkin diam, mungkin membalas, mungkin tidak melakukan apa-apa, mungkin meremehkan, mungkin merasa.

Dan, memang masih kamu adanya. Sewajarnya. Se apa adanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar