27 Februari 2009

Polisi Tidur 4 Bulan


Tidak ada hubungan sebetulnya antara kebiasaan tidur saat di bonceng diatas motor dengan maraknya polisi tidur (tolong jangan diartikan bapak/ibu polisi yang sedang tidur). Disini saya ingin menjelaskan bentuk polisi tidur yang dimaksud : Terdiri atas tumpukan semen, pasir, air yang dibentuk sedemikian rupa di tengah jalan. Ya, mirip gundukan seperti itulah. Fungsinya untuk memperlambat laju kendaraan apapun. Sehingga mereka berhati-hati ketika mengendarai. Itu sekilas tentang dia (polisi tidur).
Nah akhirnya kita sepakat soal ini (penjelasan diatas).
Usia Rava (anak pertama saya, laki-laki) menjelang 4 bulan beberapa hari lagi. Tiap pagi kami bertiga (Ayah, ibu dan anak ) menggunakan motor untuk tiba di tempat beraktifitas kami.
Ayah -à Sekolah SD-nya di daerah Cihanjuang
Ibu à kantornya di Gegerkalong
Anak à tempatnya bermain, dekat kantor ibu di Gegerkalong.

Menjelang berangkat Rava belum tidur. Masih aktif menggerakkan dua tangan dan dua kakinya. Naik motor. Masih menggeliat-geliat. Tak sampai hitungan menit sudah terlelap. Jikapun tak tertidur. Saat melewati gundukan polisi tidur yang tersebar di ruas jalan menuju kantor, bias dipastikan wajahnya dihiasi senyum dan kemudian tertidur lelap. Tak habis fikir, apa hubungan tidur dengan polisi tidur ini kecuali sama-sama punya kata TIDUR.

Yang bikin polisi tidur biasanya berharap orang-orang menyadari kehadirannya dan minimal ngedumel karena polisi tidur ini mengganggu kelancaran berkendaran. Dia tidak berharap bahwa polisi tidur-nya memberikan kenyamanan luar biasa kepada Rava. Dan ini jadi penting. Karena sejak kecil Rava belajar untuk menghargai setiap kendala, setiap rintangan, setiap ajlukan/goncangan untuk kemudian dia manfaatkan menjadi bentuk kenyamanan buat dirinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar