6 Januari 2012

Roti dan Kopi

Ada apa dengan roti dan kopi?

Pagi ini, jam 10. 2 tangkup roti tawar dibalur mentega merk terkenal dan butiran coklat merk terkenal juga menjadi sarapan kedua di hari ini. Ditemani kopi Torabika Capuccino Latte. Those are free ^_^

Jadi merenung plus melamun.

Cerita tentang ROTI dulu.
Roti ibarat dua pasang manusia yang saling bertemu dalam sebuah ikatan hubungan. Secara syariat hubungan lawan jenis yang terikat kuat ada dalam sebuah pernikahan. Halal dan bernilai ibadah sangat tinggi.

Satu roti tak bisa melengkapi roti yang lain tanpa 'perekat'. Pernikahan tak bisa lengkap tanpa 'perekat' bernama mawaddah/cinta dan rahmah atau kasih sayang. Didukung oleh tujuan pernikahan dan prinsip-prinsip berumahtangga yang di syariatkan. Sakinah-ketenangan sampai ke akhirat nanti.

Jika mentega+selai/butir cokelatnya tak ada. Roti akan hambar. Well yeah, kecuali roti ber-rasa ^_^.
Rumahtangga tanpa cinta dan kasih sayang, akan terasa kering. Sebisa dan sekuat mungkin mawaddah dan rahmah harus dipertahankan dan diperkuat hingga akhir. Inilah perekat paling kuat.

Tidak menutup ada ujian cinta/kasih sayang diantara pasangan yang menikah. Karenanya, bersiap jauh lebih baik. Dan pilihlah solusi terbaik serta ikhtiar terbaik untuk merekatkan kembali cinta/kasih sayang yang hambar ini.

Kali ini cerita tentang KOPI.
Pahit, karena bentuknya yang hitam dan rasanya yang memang tak manis ^_^

Pernikahan di bangun bukan tanpa aral melintang. Mulus seperti jalan tol atau tak ada masalah. Hidup adalah perputaran. Senang dan sedih. Bahagia dan kecewa. Manis dan pahit.
Indahnya pernikahan beriringan dengan pahitnya warna di pernikahan kita. Episode sedih tentu saja ada. Pusing dan rumit karena masalah rumah tangga. Jenuh dan tak menemukan kesenangan. Perbedaan karakter, visi dan misi hidup. Juga ricuh keluarga besar atau hadirnya orang ketiga dalam pasangan memicu badai dalam sebuah pernikahan. 
Lalu apa solusinya? Pilihlah solusi dan ikhtiar terbaik untuk melewati ujian dan aralnya pernikahan ^_^

Kopi pahit akan lebih manis jika ditambah gula, sesendok atau secukupnya. Tergantung pada selera kita.

Kepahitan berumahtangga akan muncul seiring perjalanan waktu ke waktu. Pemanisnya adalah keyakinan bahwa semua masalah yang datang selalu akan berakhir dengan solusi yang menghadirkan Allah di dalamnya. Jangan takut. Innallaha ma'ana. Allah bersama kita. Semestinya, seharusnya, sesungguhnya. Meyakininya saja. Melewati dengan iman atas setiap persoalan rumahtangga dan pernikahan kita. Tawakal. Berserah setulusnya. Pilihan manusia (solusi manusia) atas masalah kadang tidak atau belum tepat. Tapi solusi/pilihan - aka Takdir,  yang diberikan Allah pasti yang terbaik diantara pilihan makhluk. Yakin?!?



-sepotong cerita pagi dari roti dan kopi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar