5 Januari 2012

Yang Baik

'Rava, janji baik ya!'

Kalimat itu diulang hingga Rava paham ketika akan di ajak ke kantor. Di ajak ke supermarket, di ajak ke tempat-tempat umum. Dengan diakhiri kaitan jari kelingking kami berdua.

Konsekuensi dari "janji baik" ini adalah : tidak teriak, tidak memukul, tidak marah-marah.

Paham ga sih anak 3 tahun?

Hoho, ngerti banget kok! Rava tahu resiko kalau dia "tidak baik". Walau dia menangis. Kami akan konsekuen terhadap kalimat itu.

Sayangnya, jika anak umur 3 tahun saja mengerti untuk "berjanji baik". Kadang kita sebagai orang dewasa justru yang paling banyak melanggar "kebaikan" ini. Dengan berbagai macam cara, niat dan unsur kepentingan yang bermain. Betapa susah untuk bisa 'berjanji menjadi baik' ini dalam kehidupan sehari-hari.

People change! Betul bahwa setiap orang berubah. Bisa pada lebih baik atau justru lebih buruk. Tergantung pada hal dan stimulus yang terjadi di dalam dan dari luar dirinya. Seseorang yang baik bisa serta merta berubah jahat. Dan seseorang yang jahat bisa serta merta berubah baik. Ini soal waktu dan kondisi saja, saya kira begitu.

Sayangnya, pilihan 'berjanji baik' ini terlalu di interupsi dengan "we can choose". Manusia dalam hidupnya selalu -memilih-. Terlalu banyak pilihan yang bisa diambil. Terlalu banyak kepentingan yang bermain di seputar pilihan ini. Namun yang amat jelas adalah selalu ada resiko dari pilihan apapun yang manusia dewasa lakukan. Bisa berefek hari ini, saat ini. Atau berefek nanti. Yang entah.
Baik atau buruk kah dampaknya?

Wallohu'alam bishoshowab ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar