14 November 2011

He Said,"..."

Mario Teguh said,” Jika ingin tahu seberapa besar cinta pasangan Anda, maka lihatlah pengorbanan yang dia lakukan untuk kita.”

Ya kurang lebih seperti itu kalimat intinya ^_^

Then. Uhm. Jadi, gimana nih!

Setiap laki-laki dan perempuan yang menikah. Dari awaaaaalll sekali ( sengaja di panjangkan kata awalnya). Sudah sangat harus menyadari bahwa pasangan kita memiliki kelemahan ( da kita mah melihat kurang dulu, baru nyadar ada lebihnya, hehe), nah beliau juga punya sejumlah kelebihan. Sama dengan kita di mata pasangan. Ada minus dan ada plusna. Jadi pas menikah kita ketemu partner seimbang dari segi kualitas plus minus ^_^

Kita siap dengan kelebihan kan, secara ari nu enak dan positif mah kita jarang complain. Giliran ketemu sama kekurangan, eleuh ternyata stok sabar dan ikhlas kita belum maksimal, jadi we yang muncul adalah keluhan (Cung, yang pengalaman ^_^ ). Betul, bahwa penerimaan kita akan pasangan butuh keberanian, butuh niat kuat, butuh keikhlasan, dan butuh strategi untuk mengelola hati kita dulu baru bisa menemukan solusi, nih pasangan gw bagusnya di apain ya ( hehe). Dan semua butuh latihan…latihan..latihan. Tidak serta merta 1 hari setelah menikah, kita langsung siap dengan kekurangan pasangan. Proses menikah ya seumur kita berinteraksi dengan suami/istri kita. Berarti hitung saja 24 jam sehari x berapa tahun. Nah, itulah waktu kita untuk berdamai dengan kekurangan kita juga, dan kekurangan pasangan juga.
Hadeuh, naha judulna quote Mario Teguh ya..(bingungsendiri.com)

Yaa…menurut saya itu juga solusi. Kalau kita merasa pasangan kita belum (tidak) mencintai kita, lihat apa yang sudah di korbankannya untuk kita : menikahi kita, mau menerima minus kita, rela 24 jam bersama kita, mau jadi bapak/ibu anak2 kita, dan seterusnya.

Ini berlaku buat laki-laki dan perempuan lho. Masa we si perempuan terus berkorban untuk suamina…dan si suami cuek beibeh saja. Atau sebaliknya. Atuh moal ketemu-ketemu. Masing-masing harus berani berkorban, berani saling mencintai, berani menerima segala sesuatunya hiruk pikuk berumahtangga.

-senang menulis ini, biar bisa evaluasi..ari sayah udah banyak berkorban belum ya? (tanya diri sendiri sambil merenung sambil berharap saya sudah melakukan pengorbanan yang besar di sisinya ^_^ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar