10 November 2011

Plak!!

"Nak, memukul itu tidak baik!" siang itu...selepas menjemput Rava pulang sekolah. Tiba-tiba mood nya turun naik.
Senang saat dibelikan sandal biru yang baru.
Sedih saat sandalnya mau lepas
Marah saat bingung memutuskan mau nonton film, mau makan, dan pengen pake sandal.
Puncaknya. Plak! Di antara tangis, kesal, dan marahnya..tangan mungil itu menampar pipi ibunya

Anakku!
Hari ini lagi mellow, tak sempat lagi untuk marah..hehe!
Kubawa Rava ke pojok perpustakaan di belakang. Masih menangis, dan ibu tahu nak, kamu ketakutan karena konsekuensi dari pukulan itu adalah hukuman. Kamu menangis karena tak mau dihukum.

Hoho. Tak berlaku tangisanmu Nak! Komitmen ayah dan ibu untuk mendidik akhlak yang baik kepadamu, apapun resikonya. Kami melakukan hukuman dengan penuh pertimbangan.

Di pojok itu.
Kamu menangis memeluk ibu, tak mau ditinggalkan.
Kubiarkan 1 menit, 2 menit, 5 menit..hingga tangis berangsur reda.
Kusejajarkan pandangan mata kita. 
"Nak, tahu kenapa dibawa kesini?" intonasi suara harus benar-benar dijaga. Sesungguhnya Rava sangat mengerti bentuk komunikasi seperti ini.

"Memukul itu tidak baik." memulai dengan kalimat langsung atas kesalahannya.
"Jika Rava kesal bilang-aku kesal. Jika Rava marah, bilang-Aku marah. Jika Rava sedih, bilang - Aku sedih!" sesederhana itu. Tapi tidak buat anak umur 3 tahun.
"Sungguh, ibu sayang Rava!" ini dia kalimat pamungkas. Betapapun kita marah, menghukumnya, sampaikan bahwa kita sangat menyayanginya. Peluk, cium dan usap kepala serta punggungnya.
"Sekarang gimana?" kutanya pada jagoan kecilku.
"Rava minta maaf, Rava tanggungjawab, Maafkan Rava!" Kalimatnya mengakhiri eksekusi hukuman siang itu. Diulurkan kelingking kanannya. Tanda baikan.

Kupeluk ia. Ku bisikan agar menghentikan tangisnya. Ku tawarkan alternatif kegiatan lain. 
Setelahnya. Dia makan. Dia nonton. Dia minum dan memakai sandalnya dengan baik.

Terimakasih Nak ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar