2 November 2011

Private

Hore..akhirnya bisa menulis ini juga...senang...senang..senang!!!

Tahun 2007 saya lulus dari STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) Siliwangi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Then, harusnya sayah teh jadi guru, mau di SD, SMP atawa SMU. Nyatanya mah, terdampar di Pesantren Daarut Tauhiid dari tahun 1998. Jadi saja, profesi yang matuh (netep) di seputar administrasi, keuangan. Office banget lah! Punya Akta 4 merupakan kebanggaan (hahay, sekarang mah padahal udah ga laku lagi eta Akta teh, tergeser oleh sertifikasi). Tapi tidak apa-apa, saya juga tidak berusaha melamar jadi guru, kalau melamar jadi PNS mah iya (eh, sama aja kali ya, pan kalo di terima di PNS, ujung-ujungna jadi guru oge ^_^).

Namun, darah mengajar memang sudah mengalir di jiwaku (hoho, lebay pisan!). Lha, buktinya profesi saat ini pengajar private di Muslimah Center DT...awalnya di Dept. Pendidikan DT. Jadi sudah hampir 6 tahun ( 2005-2011) sayah teh jadi tukang konsultan (cie). Walaupun secara SK saya tergabung di Pesantren dan di amanahi Kepala Bagian Perpustakaan DT (Agustus 2011 sd...duka teuing). Pokoknya, saya pengajar private..kekeuh.

Macam-macam yang sudah ketemu dan "berbagi" (kurang suka juga kalau disebut pemateri/pengajar/pendidik/ustadzah), secara sayah na masih berantakan juga gitu lho. Kagak sholehah-sholehah banget...masih terlalu banyak kekurangan dan kelemahan, juga masih suka di goda syetan. Jadi saya lebih suka menyebut profesi ini dengan "konsultan palsu", haha.

Yang belajar private ( belajar sendiri, bukan kelas). Hampir 85% memang ingin personal belajarnya. Da kebutuhannya juga beda-beda. Ada yang ingin belajar saja, menggali Islam dan belajar Islam. Ada yang memang butuh curhat, dan butuh didengarkan saja. Ada yang karena disuruh sama keluarganya. Ada juga yang karena kepepet kebutuhan harus memasuki kehidupan baru (aha!). Jadi maksud dan tujuan private beragam, tergantung orang dan latar belakangnya.

Mulai dari usia 10 tahun sudah ada yang saya ajar ( Halo Iqbal, Halo Iqra, mereka dari negara berbeda, yang satu Indonesia, den Iqbal. Yang satu dari India (Iqra)). Senang sekali mengajar anak kecil seperti mereka. Bisa bermain sepuasnya..haha!

Muslimah usia 13 - 55 tahun pun kemudian menjadi hari-hari saya selama 6 tahun itu. Mulai dari Jakarta, Lampung, Pontianak, Gorontalo, Brebes, Bekasi, Riau, Makassar, Surabaya, Bandung, Cianjur, Garut, Sukabumi, Bangka, Tegal, dan saya  belum pernah mengajar muslimah dari Papua sodara..padahal pengen banget, hehe!

Beberapa dari luar negeri : Hanna and Zeni Australia. Ika Amanda dari Sidney. Iqra yang dari India. Dita dari Texas, Aliysa & Atalia dari Malaysia. Sumbul dari Jerman. Oh, there are awesome, really!

Berbagi dengan mereka, kamu seperti memasuki sebuah kehidupan dengan segala hiruk pikuknya. Perempuan tangguh dari masa ke masa. Dari mereka selalu ada "pelajaran sangat berharga". Menjadi dewasa dengan semua pengalaman mereka. Menjadi haru, menjadi biru, menjadi bahagia karena masih terjalin silaturahim, menjadi senang karena ilmu yang sedikit kumiliki ini bisa kubagi. Menjadi kerdil karena mereka begitu besar. Masing-masing punya "cerita", punya "rahasia", punya "makna". Dan dengan semuanya kita belajar HIDUP bersama. Berbagi.

Dan kepada Allah semua rahasia dikembalikan, semua kebahagiaan di pinta, semua keluh kesah di sampaikan.
Allah ada dan hadir untuk kita, yang sedang belajar, yang sedang lemah, yang sedang sedih, yang terluka, yang kecewa, yang marah, yang meradang, yang terdzalimi, yang bangkit, yang tak menyerah, yang siap dengan setiap takdir.

Saudaraku (rekan-rekan) private ku...aku mencintaimu karena Allah yang membagi cinta ini untukmu. Mari kita berjuang bersama..menjadi muslimah kebanggaan Allah dan Rasul-Nya.

Bismillah!

(Reuni yuk, heu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar