5 November 2011

Menulis

Bicara kata.
Bicara hati.
Bicara kalimat.
Bicara cerita.

Menulislah.

Sudah mulai suka menulis sejak di SD, berapa tahun ya usia kala itu, hmm...mungkin sekitar 7 tahun. Baru suka, praktek menulisnya sendiri baru dimulai akhir kelas 6,  berasa cewek...mulailah membeli buku diary yang lucu-lucu itu. Dan sibuk mencari teman untuk ditodong menulis biodata setandar banged! Halagh.
: Jangan lupakan aku ya!
: Ini no telfku....telf nanti ya teman!
: Nanti di SMP jangan sombong!

Tulisan culun bukan? Haha..senang sekali membaca diary SD, SMP ituh.
Yang di ceritakan baru seputar pelajaran, guru, sekolah, teman-teman - terutama kecengan resmi - hehe. Atau tentang kegiatan sehari-hari dan keluarga. Senang saja, bisa ngobrol dengan buku diary dan menulis apa yang kita mau.
Masuk SMA tulisan lebih didominasi soal cowok, cowok dan cowok. Atulah, kan sayah teh lagi puber..wajar pisan kan (beladiri.com) Heheu. Secara sudah mulai falling in love with someone. Pucuk-pucuk cinta di SMP, tapi mekar-mekar pan waktu SMA. Nah, diary seru sekali saat itu. Habis halaman, beli lagi yang baru. Beli lagi.Sampai ada kali 7 buah buku. Produktif sekali kan.

Kuliah masih nulis. Mulai agak keren, karena ada komputer, karena ada fasilitas blog..jadilah diary tergeser kedudukannya (hiks, sedih). Soalnya kalau file, kadang crash, kadang hilang, kadang lupa judul, kadang males diliat lagi. Beda sama buku, bungekeleukana ada..jasadna ada. Mau baca tinggal dibuka lagi. Tapi sekarang sih emang sudah malas beli buku untuk nulis, lebih suka di lappie we..hehe.

Jadi emak-emak pun, teteup gaya. Nulis terus. Mau dibaca orang, kagak di baca orang. Tak peduli. Memang sih cita-cita pengen jadi penulis terkenal (kapan ya..hiks). Ide mah bergerombol. Cerpen memang sudah ada beberapa yang dimuat di Tabloid (ingat Tabloid MQ..nuhun ya sudah memuat cerpenku, hehe). Pertama tulisan muncul di PR dalam bentuk komentar, dapet honor 15 rebu perak...senang pisan! Lalu tulisan di media (PR) lagi, dalam bentuk surat pembaca. Cerpen, artikel, tulisan mini bertebaran di rumah. Kumpulannya masih ada. Heheuy, produktif juga kan sayah teh. Artikel tentang muslimah ku, katanya  mau dibukukan oleh salah satu penerbit di Bandung, tapi sampai sekarang tak ada kabar sodara. Sudahlah!

Ada rintisan novel. Masih di kepala, dan kagak tamat-tamat. Secara si sayah suka menghayal. Ngarang cerita dina kepala. Aktor dan aktris kumaha saya, cerita bisa muncul lewat mimpi, ku saya diteruskan di kepala. Belum sempat di tulis, da kalau ditulis suka mandeg we tungtungna mah. Hadeuh..Siga nu autis. Karena kalo di angkot, kalo lagi sendiri, mau tidur. Saya suka sekali melanjutkan cerita di kepala saya. Lalu bisa langsung ketawa sendiri, senang dan bahagia sendiri, serta terlelap ketiduran dengan senyum (ahay, lebay pisan).

Jadi, menulis seperti oase jiwa bagi saya yang cenderung penyendiri, introvert, dan rada kuper (dulu sih, hehe). Kalau menulis pan gimana saya. Terserah saya.

Enak pisan jadi penulis ya!
Ya iya lah!

Cangkeul geuning..atosan heula ah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar